13 Perempuan Sulteng Dapat Penghargaan di Hari Kartini, Siapa Saja?

-Sulawesi Tengah-
oleh

PALU– Bertepatan dengan hari Kartini ke-143, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) memberikan penghargaan kepada 13 perempuan yang berjasa dan berprestasi bagi pembangunan provinsi ini. Pemberian penghargaan dilaksanakan di Gedung Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng, Kamis (21/4/2022).

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh perempuan berjasa perwakilan setiap Kabupaten di Sulteng, acara yang menerapkan protokol kesehatan ini dilaksanakan secara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring).
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sulteng, Moh Faizal Mang memberikan penghargaan berupa piagam dan sejumlah uang kepada 13 perempuan tersebut.

Perwakilan perempuan asal Kabupaten Poso, Alfiana Nursila Molodu, diberi kesempatan untuk berdialog dengan istri Presiden Jokowi, Iriana Jokowi.

“Halo ibu, penghargaan apa yang ibu dapatkan dan seperti apa prestasi ibu sehingga mendapatkan penghargaan tersebut,” ucap Iriana Jokowi kepada Alfiana melalui virtual.

Alfiana mengatakan dirinya merupakan salah satu ketua penggerak pertanian lahan gambut asal Kabupaten Poso. Dia bergerak di bidang ini sejak tahun 2017.

Dia mengatakan saat ini akses menuju kawasan pertanian dan pabrik produksi sangat sulit untuk dilalui, sehingga beberapa petani mengantarkan hasil taninya menggunakan bantuan hewan ternak atau jalan kaki.

“Kami kalau membawa hasil tani kami ke tempat produksi berjam-jam karena akses jalan yang sangat sulit. Kami harap ibu mau bantu,” ucap Alfiana.

Mendengar keluhan Alfiana, Iriana akan menampung seluruh permintaannya, dan dia mengingatkan agar Gubernur Sulteng menanggapi masalah tersebut.

“Pak gubernur sudah didengarkan keluhannya ibu Alfiana, ayo nanti permasalahanya supaya segera direalisasikan,” ucap Iriana menyinggung Gubernur Sulteng.

Berikut 13 perempuan di Sulteng yang menerima prestasi:

  1. Susana Asgun asal Kabupaten Banggai, Penggiat Lingkungan Hidup Kota Luwuk.
  2. Krisma Dey Kadiot asal Kabupaten Banggai Kepulauan, Penggiat pertanian pembudidayaan lahan kritis air.
  3. Neni Triana dari Kabupaten Banggai Laut, penggiat lingkungan hidup pembudidayaan mangrove.
  4. Maryam Mailili dari Kabupaten Buol, pembuat Kamus Bahasa Buol
  5. Hermin Pananangan asal Kabupaten Donggala, guru honorer daerah terpencil Kecamatan Rio Pakava.
  6. Base dari Kabupaten Morowali, petugas Dinas Lingkungan Hidup Morowali.
  7. Fitagustini Palungan asal Kabupaten Morowali Utara, penggiat pertanian
  8. Intjesari Pasau dari Kabupaten Parigi Moutong, penggiat pendidikan aktif dalam luar sekolah bagi anak-anak kurang mampu.
  9. Tiha dari Kabupaten Sigi, penggiat pelestarian budaya dalam melestarikan usaha kecil makanan khas Sigi.
  10. Mahira Saili dari Kabupaten Tojo Una-una, penggiat kesehatan program penuntasan stunting.
  11. Alfiana Nursila Molodu asal Kabupaten Poso, penggiat pertanian lahan gambut seputar Danau Poso.
  12. Hasdiani dari Kabupaten Tolitoli, penggiat kesehatan menuntaskan vaksinasi covid-19.
  13. Zulfikar Lamakarate Lapasere asal Kota Palu, penggiat pendidikan pemberantasan buta aksara di daerah pinggiran Kota Palu. ZEN

Komentar