PALU– Komunitas Historia Sulawesi Tengah (Sulteng) mengusulkan Jalan Sultan Hasanuddin di Kota Palu, dijadikan sebagai kawasan kolonial. Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Historia Sulawesi Tengah (Sulteng), Anto kepada jurnalis, Selasa (12/7/2022).
Alasan usulan tersebut dikarenakan dalam arsip Belanda sekira tahun 1920-an, Jalan Sultan Hasanuddin merupakan pusat pemerintahan Belanda di Kota Palu.
“Usulan ini sudah lama kami ajukan dari tahun 2016 hingga sekarang. Salah satu faktor yakni arah Gedung Juang yang menghadap ke selatan dengan maksud untuk memantau warga Palu di lembah daerah Tatanga,” jelas Anto.
Beberapa bukti pusat pemerintahan Belanda di sekitaran Jalan Sultan Hasanuddin ialah Gedung Juang, Kawasan Kantor Afdeling, Rumah Sakit, dan Sekolah Pribumi.
Adapun bangunan Belanda yang masih tetap terjaga dan utuh yakni Gedung Juang.
Anto mengatakan, area Pertokoan Hasanuddin dulu merupakan kawasan rumah sakit, juga SDN 1 Palu dan deretan Bank Sulteng merupakan sekolah pribumi. Namun kini bangunan kolonial di dua kawasan tersebut sudah tidak ada.
“Kalau deretan Gedung Juang itu merupakan kawasan perkantoran Onder Afdeling pusat Pemerintahan Belanda pada waktu itu. Nah di seberang itu rumah penguasa lokal,” tuturnya.
Beberapa pejabat pemerintahan Kerajaan Palu di kediaman Raja Palu pada tahun 1940 diantaranya, Andi Wawo Parampasi, Andi Wali Parampasi, Andi Baru Djanggola, Djanggola La Airusi, Tjadjo Idjaza, Abdurrahim Pakamundi. ZEN
Komentar