Hizbullah Bantu Hamas dari Lebanon, Fokus Israel Terpecah?

-Internasional, Utama-
oleh

LEBANON– Israel yang tengah fokus menggempur Hamas di Gaza terus diganggu oleh serangan Hizbullah dari Lebanon di perbatasan utara negara tersebut.

Hizbullah, yang persenjataan roketnya diyakini lebih kecil dari Hamas, telah melakukan serangan yang relatif terbatas sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Sabtu menggambarkan front Israel sebagai “aktif”.

Namun, dengan setidaknya 70 pejuang kelompok tersebut, bersama dengan beberapa warga sipil Lebanon, tewas dalam serangan balasan Israel, taktik Hizbullah telah diperluas hingga mencakup roket dengan hulu ledak 300 kg-500 kg dan drone kamikaze.

Pada Ahad, Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan peluru kendali yang menurut Israel melukai setidaknya dua pekerja perusahaan listrik yang dikirim untuk melakukan perbaikan di komunitas perbatasan.

Serangan mortir melukai tujuh tentara Israel. Sebuah roket membunyikan sirene di dekat kota pelabuhan Haifa di Israel, 27 km (17 mil) dari perbatasan Lebanon, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa. Sayap Hamas di Lebanon pun mendapat pujian atas peluncuran tersebut.

Sementara itu, Israel mengatakan angkatan udara dan artilerinya menyerang Hizbullah dan sasaran lainnya di Lebanon sebagai tanggapannya, dengan mengatakan bahwa pihaknya menganggap kelompok tersebut dan pemerintah Beirut bertanggung jawab atas semua permusuhan.

“IDF (militer) fokus di Gaza tetapi kami berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi di wilayah utara,” kata kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari. “Warga Lebanon akan menanggung akibat dari kecerobohan ini, dan keputusan Hizbullah untuk menjadi pembela Hamas-ISIS,” katanya, dikutip dari Reuters, Senin (13/11/2023).

“IDF mempunyai rencana operasional untuk mengubah situasi keamanan di wilayah utara. Situasi keamanan tidak akan terus berlanjut di mana penduduk wilayah utara tidak merasa aman untuk kembali ke rumah mereka,” imbuhnya.

Penduduk desa-desa dan kota-kota di perbatasan Lebanon telah mengungsi ke arah selatan bahkan ketika komunitas perbatasan Gaza yang diserang oleh Hamas sudah mulai kosong, sehingga menyebabkan sekitar 250.000 warga Israel menjadi pengungsi internal. Banyak warga Lebanon selatan juga melarikan diri ke utara demi keselamatan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia telah meminta Iran, yang mendukung Hamas dan Hizbullah, untuk campur tangan.

Guterres mengatakan dia meminta Iran “untuk memberitahu Hizbullah, ‘Anda tidak dapat menciptakan situasi di mana Lebanon akan sepenuhnya dilanda konflik ini,’ karena jika Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel, hal itu mungkin akan terjadi, saya tidak tahu. Saya tidak tahu dampaknya seperti apa, tapi satu hal yang saya yakini – Lebanon tidak akan bertahan.”

Ketika ditanya apakah Iran telah bersikap responsif, dia berkata tidak tahu.

“Mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi namun mereka mengatakan secara terbuka bahwa ada risiko konflik ini akan berkepanjangan. Posisi Iran selalu misterius,” katanya.

(sumber: cnbcindonesia.com)

Komentar