PALU– Kerjasama kemitraan dengan berbagai institusi sangat diharapkan demi kemajuan Akademi Farmasi (Akfar) Tadulako Farma Palu yang dipimpin Direktur Riati Yulia Emmanuel.
Langkah ini diyakini dapat memberikan mahasiswa pengalaman magang bekerja di industri farmasi, mengembangkan riset dan inovasi farmasi serta peluang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
“Dengan membangun kerjasama dan komunikasi dengan multi pihak, saya percaya hasil-hasil karya anak-anak kita (di bidang farmasi) akan diakui dan diterima,” ucap Asisten Pemerintahan dan Kesra, Fahruddin sewaktu mewakili Penjabat Sementara Gubernur Sulteng pada acara Wisuda Angkatan XXIII Akfar Tadulako Farma di sebuah hotel Jalan Malonda, Kota Palu, Sabtu (26/10/2024).
Di momen tersebut, Akfar Tadulako Farma Palu resmi mewisuda 15 lulusan terbaik bertitel A.Md.Farm (Ahli Madya Farmasi).
Kepada para lulusan, Asisten Fahruddin mengucapkan selamat dan apresiasi atas keberhasilan mereka berada di puncak akademik tertinggi yang sangat membahagiakan semua pihak.
Dia mengatakan, jebolan farmasi mempunyai peluang karir yang luas di sektor privat maupun publik. Bahkan tidak tertutup kemungkinan menjadi pengusaha farmasi dengan bekal ilmu yang dimiliki.
Karena itu, dia berpesan supaya menguasai adaptive skill, berwawasan luas dan dedikasi yang tinggi terhadap farmasi sehingga dapat menjawab tantangan makin kompleks di era disruptif.
“Saya harap kalian tidak hanya jago meracik obat dan menyuruh minum obat tapi juga jago berinovasi,” pesannya agar diperhatikan lulusan.
Penyampaian serupa juga diungkapkan Ketua Yayasan Pharmacist Palu, Jamaluddin, bahwa dengan kompetensi dan kreativitas jebolan farmasi, mereka dapat mencoba peruntungan menjadi pengusaha obat, kosmetik dan skincare.
“Karena itu kalian harus multi kompetensi dan terutama menguasai public speaking yang baik,” imbuhnya.
Dia menambahkan, pemberlakuan undang-undang kesehatan terbaru juga membuka peluang besar bagi jebolan D3 Farmasi dalam berkarya.
“Lulusan S1 Farmasi tidak lagi terlibat dalam praktek-praktek kefarmasian sehingga para ahli madya (D3 Farmasi) yang diharapkan dapat mengisi kekosongan ditinggalkan sarjana farmasi,” jelasnya mengenai imbas dari undang-undang kesehatan terbaru.
Wisuda juga dihadiri Kepala BPOM di Palu, Mardianto, Ketua APTISI Sulteng Rajindra, Pembina Yayasan Pharmacist Nie Tangkuna dan mitra kerja terkait. HAL
Komentar