Hari Ini, Voting DK PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza Digelar Lagi

-Internasional, Utama-
oleh

JAKARTA– Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bakal menggelar pemungutan suara terkait resolusi gencatan senjata kemanusiaan saat Ramadan di Jalur Gaza, Palestina pada Senin (25/3/2024).

Pemungutan suara ini dijadwalkan kembali imbas kegagalan DK PBB menyepakati resolusi yang disodorkan Amerika Serikat soal gencatan senjata di Gaza, Jumat (22/3) lalu.

Dilansir dari Associated Press (AP), draf resolusi baru ini diajukan oleh 10 anggota dewan terpilih dan didukung oleh China-Rusia, yang sebelumnya memveto resolusi AS.

Rancangan resolusi baru ini, menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera selama Ramadan ‘yang mengarah ke gencatan senjata permanen dan berkelanjutan’.

Draf resolusi juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh sandera serta menekankan kebutuhan mendesak untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil dan bantuan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.

Sebanyak 22 negara Arab di PBB pada Jumat mengeluarkan pernyataan yang mengimbau seluruh anggota DK PBB untuk ‘bertindak dengan persatuan dan urgensi’ serta mendukung resolusi ‘untuk menghentikan pertumpahan darah, melestarikan kehidupan manusia, serta mencegah penderitaan dan kehancuran manusia lebih lanjut’.

“Sudah lama sekali waktu berlalu untuk gencatan senjata,” demikian pernyataan Liga Arab.

Hingga kini, DK PBB belum kunjung berhasil menyepakati resolusi mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.

DK PBB baru mengadopsi dua resolusi tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Namun, tak ada satupun yang menyerukan gencatan senjata.

Padahal, banyak negara di seluruh dunia berharap DK PBB mampu mengeluarkan resolusi untuk mendesak gencatan senjata segera. Warga Gaza sudah menderita hebat selama agresi ini.

Lebih dari 32 ribu warga Palestina telah tewas imbas agresi Israel sejak awal Oktober lalu. Dua pertiga korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

Setengah dari total warga Gaza saat ini juga dihadapkan dengan bencana kelaparan. Namun, distribusi bantuan terus terhambat akibat serangkaian pembatasan dan serangan-serangan Zionis.

(sumber: cnnindonesia.com)

Komentar