Hilirisasi Nikel di Morowali Dorong Masyarakat Melek Digital

-Ekonomi, Utama-
oleh

PALU- Hilirisasi nikel di Kabupaten Morowali memberi banyak manfaat bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Seluruh sektor penunjang kehidupan di Negeri Seribu Megalith meningkat tajam, termasuk soal digital.

Kehadiran PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), sebuah perusahaan penyedia kawasan industri berbasis nikel mampu membuka mata dunia terhadap sebuah kabupaten kecil yang berbatasan dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Seketika, jantung ekonomi Sulawesi Tengah ada di kabupaten ini.

Kehadiran IMIP ini pula memaksa masyarakat setempat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan sumber daya manusianya dan memanfaatkan peluang emas ini guna peningkatan kesejahteraan mereka.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh menjamur, hotel-hotel, penginapan hingga kos-kosan bertumbuh, agen-agen perbankan, koperasi hingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) saling berlomba untuk menjadi lebih baik.

Survei yang dilakukan PT IMIP tahun 2022 menunjukkan, 17.800 UMKM baru tumbuh di Kecamatan Bahodopi. Jumlah ini tentu bertambah seiring massifnya berbagai perusahaan asing dan perusahaan dalam negeri yang berinvestasi di Morowali.

“Hasil survei internal IMIP pada tahun 2022, jumlah UMKM di Kecamatan Bahodopi mencapai 17.800 jenis usaha. Jumlah itu belum termasuk data 2023 dan 2024,” kata Manager Media Relation IMIP, Dedy Kurniawan, 30 Juli 2024 lalu.

Pertumbuhan UMKM ini juga diiringi dengan peningkatan ekonomi digital. Para pelaku usaha di Morowali mulai melek dengan transaksi digital. Tak hanya itu, Pemerintah Daerah Morowali pun telah menggunakan layanan digital dalam aktivitas keuangannya.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulteng, Rony Hartawan sangat bangga dengan hal ini.

Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Sulteng berhasil menerapkan digitalisasi keuangan daerah di seluruh kabupaten kota di Sulawesi Tengah, termasuk di Kabupaten Morowali.

Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Sulawesi Tengah naik tajam. Pada Triwulan I 2024, pengguna QRIS di Sulteng naik 29,6 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2023.

Tercatat, 187.259 merchant menggunakan QRIS di Bumi Tadulako. Kota Palu masih mendominasi layanan QRIS sebesar 34,7 persen disusul Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Banggai.

Sementara di Kabupaten Morowali, sebanyak 8,2 persen merchant telah menggunakan QRIS.

Dengan begitu, masyarakat sudah bisa membayar atau membeli produk di UMKM secara non tunai. GUS

Komentar