Perindag Sulteng Jaga Stabilitas Harga Pangan Lewat Pasar Murah

-Utama-
oleh

PALU– Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Sulawesi Tengah berupaya menjaga stabilitas harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru 2023 lewat kebijakan pasar murah.

“Pasar murah salah satu strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan barang, supaya tidak terjadi gejolak harga,” kata Kepala Seksi Stabilisasi Harga Barang Pokok Perindag Sulteng Siti Maimuna ditemui saat pasar murah di Palu, Selasa (6/12/2022).

Dia menjelaskan, komoditas dijual pada kegiatan pasar murah mengikuti harga distributor, sehingga relatif lebih terjangkau ketimbang harga di pasar-asar tradisional.

Oleh karena itu, ia mengajak warga setempat memanfaatkan momen ini yang berlangsung lama dua hari ke depan, dan masing-masing kabupaten/kota juga melaksanakan giat serupa menjelang hari besar keagamaan (Natal) dan Tahun Baru.

“Di momen hari besar keagamaan biasanya terjadi pergerakan harga, sehingga perlu langkah antisipasi, meskipun nanti mengalami gejolak diharapkan masih tetap di angka wajar,” ujar Maimuna.

Dia memaparkan, pada pasar murah kali ini melibatkan melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), distributor, ritel dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Lebih lanjut di jelaskannya, selain intervensi pasar murah, pihaknya juga melakukan operasi pasar bila sewaktu-waktu terjadi gejolak harga di pasar, termasuk pemantauan rutin ketersediaan bahan pokok dan barang di tingkat distributor maupun pasar.

“Kegiatan pasar murah ditangani Perindag Sulteng sepanjang 2022 dilaksanakan hanya tiga kali, tetapi operasi pasar dilakukan enam kali,” ucap Maimuna.

Menurut analisis Perindag, katanya, di momen Natal dan tahun baru biasanya sejumlah harga komoditas naik, namun tidak terlalu berpengaruh signifikan, berbeda dengan situasi ketersediaan stok komoditas secara nasional berkurang.

“Di momen ini biasanya daging ayam terjadi lonjakan harga, termasuk bumbu dapur seperti cabai rawit, cabai keriting maupun bawang merah,” tutur Maimuna.

Dia menambahkan, dari pantauan sejumlah pasar di ibu kota Sulteng, harga bawang merah mulai merangkak naik dari harga normal di kisaran Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram, menjadi Rp 45 ribu hingga Rp 48 ribu per kilogram. ANT

Komentar