Ratusan Pengurus DPD PAN Palu Mundur, Minta Oskar Paudi Dicopot

WhatsApp Image 2018-07-01 at 19.29.40
IRVAN Dj Nouk (duduk baju putih) dan para pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Palu di Sulawesi Tengah foto bersama usai jumpa pers di kediamannya Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Ahad (1/7/2018). FOTO: ICHAL

SultengTerkini.Com, PALU– Irvan Dj Nouk, mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palu di Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan mundur sebagai keanggotaan atau kader partai berlambang matahari terbit tersebut.

Pernyataan tegas Irvan itu disampaikan kepada sejumlah jurnalis di kediamannya Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Ahad (1/7/2018) sore.

Mundurnya Irvan ternyata juga diikuti oleh ratusan pengurus DPD PAN Kota Palu, termasuk DPC-DPC sebagai bentuk kekecewaan terhadap Ketua DPW PAN Sulteng Oskar R Paudi.

Situasi mundurnya Irvan beserta ratusan pengurus DPD PAN Kota Palu itu diklaim akan berpengaruh pada perolehan suara partai itu di Pemilu 2019 mendatang.

Jika tidak ada aral melintang, pekan depan ratusan pengurus akan mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) kepada partai sebagai bentuk pengunduran diri. Aksi itu juga sebagai wujud penarikan dukungan KTA yang sebelumnya telah disetorkan ke KPU saat proses verifikasi.

“Kalau jumlahnya ada 600 lebih KTA yang akan dikembalikan dari pengurus DPD dan DPC-DPC. Kemungkinan besar kader dan simpatisan PAN lainnya juga akan ikut mundur yang jumlahnya sekitar 5.000 orang,” ujar Irvan.

Mereka yang menyatakan mundur sebagai keanggotaan PAN diantaranya Irvan Dj Nouk, Ridwan Limonu (Ketua Bappilu PAN Kota Palu), Marwan (Wakil Ketua DPD PAN Kota Palu), Mohammad Yusuf Sunusi (Ketua DPC PAN Mantikulore).

Berikutnya ada Suryadi (Ketua DPC PAN Ulujadi), Irna Ponulele (Ketua DPC PAN Palu Utara), Arifin Aslam (Sekretaris DPC PAN Palu Utara), Adriyanto (Ketua DPC PAN Tatanga), dan Rosmiyati (Sekretaris DPC PAN Ulujadi).

Mundurnya mayoritas DPC tersebut karena melihat kondisi internal PAN Palu yang semakin memburuk, apalagi dengan tidak diakomodirnya para kader murni dalam komposisi calon legislatif.

“Mereka yang telah membentuk jaringan dan basis pemenangan malah dilupakan. Ini sudah keterlaluan,” tegasnya.

Sejak polemik menimpa dirinya dengan pemberhentian dari Ketua DPD PAN Palu, Irvan mengaku masih legowo.

Meskipun kata dia, perjuangan mencari kebenaran selama lima bulan terus dilakukan. “Bahkan sampai lima kali dijadwalkan pertemuan di DPP, saudara Oskar Paudi tidak pernah hadir dan bahkan menghindari saya,” tegasnya.

Tidak aktif di struktur PAN, Irvan masih bekerja membesarkan partai dengan melakukan konsolidasi bersama simpatisan dan loyalis partai. Irvan bahkan sempat melakukan silaturahmi memasuki Ramadan hingga buka puasa bersama hingga menjelang Lebaran.

Pada kesempatan itu, dia terus mengobarkan kepada kader agar menjaga soliditas dan mendukung pemenangan PAN.

Namun kata dia, masalah lain justru muncul dengan tidak terakomodirnya para pekerja militan PAN sebagai calon wakil rakyat.

“Makanya dengan kondisi saat ini, saya menyatakan mundur sebagai kader PAN dan otomatis mundur juga dalam proses pencalegan DPR-RI,” tegasnya.

Menurutnya, Ketua DPW PAN Sulteng Oskar R Paudi selalu salah dalam mengambil keputusan yang tujuannya tidak membesarkan partai, tetapi malah mengkerdilkan organisasi.

Seperti misalnya soal pencopotan dirinya sebagai Ketua DPD PAN Kota Palu bersama Ketua DPD PAN Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Banggai Kepulauan tanpa mekanisme partai dan alasan yang jelas.

“Saya pun tidak menerima yang namanya surat peringatan 1, 2 dan sebagainya kalau saya bersalah. Saya tidak pernah melakukan penodaan partai ini dan tidak melakukan perbuatan tercela. Saya bahkan bekerja hingga verifikasi faktual tuntas dan sempurna,” kata Irvan.

Irvan sebagai kader PAN selama 15 tahun menyayangkan atas kejadian ini karena Oskar sebagai ketua wilayah yang tidak mumpuni, arogan, dan hanya mengutamakan kepentingan pribadinya.

Ia mengungkapkan, Oskar malah menginginkan satu-satunya kader PAN di Sulteng yang maju sebagai calon anggota DPR RI dan memaksakan kehendaknya untuk didukung oleh seluruh DPD.

“Nah ini menurut saya salah, fatal,” katanya.

Untuk itu, Irvan meminta kepada pihak DPP PAN di Jakarta segera mencopot Oskar R Paudi sebagai Ketua DPW PAN Sulteng karena dia adalah sumber kehancuran partai ini.

Menurut Irvan, banyak masalah yang menimpa PAN di bawah nakhoda Oskar R Paudi sebagai ketua wilayah mulai dari tercerai-berainya persaudaraan karena kader yang pindah partai, hingga proses PAW (pengganti antar waktu) yang tidak pernah terproses.

Seperti keputusan Mahkamah Partai soal PAW Ratna Mayasari Agan yang tidak dijalankan oleh ketua partai.

“Kenapa ini bisa dipertahankan dan tidak dijalankan keputusan Mahkamah Partai yang mengharuskan Ratna Mayasari harus dicopot dan digantikan oleh Wahyudin,” katanya.

Memang selama kepemimpinannya, Irvan mengaku membuat terobosan yang kurang disenangi beberapa kader. Salah satunya, kebijakan agar kader yang sudah dua periode di DPRD Kota Palu naik level ke provinsi. Upaya ini dilakukan demi regenerasi dan pengembangan internal partai.

“Seharusnya saudara Tamsil Ismail dan Danawira levelnya sudah provinsi. Berikan lagi kesempatan kepada kader lain. Partai ini bukan untuk dibawa mati, jadi jangan mengedepankan kepentingan individual, karena jabatan anggota DPRD terbuka untuk semua kader,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Irvan juga berpesan kepada para kader dan simpatisannya yang selama ini bersamanya agar memberikan amanah pada orang-orang yang layak diberi tanggung jawab pada pemilihan legislatif tahun 2019 nanti.

Lalu ke partai mana Irvan Dj Nouk bersama ratusan pengurus PAN Kota Palu selanjutnya akan berlabuh? Irvan secara tegas menyatakan belum menentukan sikap.

Sementara itu, Ketua DPW PAN Sulteng Oskar Paudi saat dikonfirmasi jurnalis membantah dan malah mempertanyakan sikap arogan yang dialamatkan kepadanya.

Oskar mengaku jika dirinya justru ketua yang sangat egaliter. “Arogan bagaimana, mungkin saya ini ketua yang sangat egaliter, tidak ada ketua DPD 13 kabupaten/kota di Sulteng yang dekat sekali saya, kecuali Kota Palu. Saking dekatnya urusan DPD lainpun saya percayakan sama Kota Palu,” tulisnya.

Menurutnya, jika memang kepengurusannya tidak disenangi, dirinya pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada DPP.

“Yang menilai DPW itu DPP dan yang menilai DPD itu DPW kan begitu jenjangnya,” katanya melalui WhatsApp.

Terkait ribuan suara yang bakal hilang dengan mundurnya beberapa DPC, Oskar tidak menjawab rinci.  Namun dia menulis jika prestasi PAN Palu dengan raihan empat kursi adalah kerja keras pengurus sebelumnya.

“Empat kursi Kota Palu sekarang dan kehadiran eksekutif wawali itu masih kepengurusan Danawira, tidak ada sangkut paut dengan kepengurusan Irvan Cs,” pungkasnya. CAL

Komentar