PALU– Menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, para penjual sapi kurban di Kota Palu, Sulawesi Tengah kebanjiran pesanan. Permintaan hewan kurban tahun ini mengalami peningkatan, khususnya di Kota Palu.
Nur Alam, salah satu pedagang sapi kurban di Palu mengaku telah menerima pesanan sebanyak 70 ekor sapi dari warga, baik dalam maupun luar Kota Palu.
Dia bersyukur atas berkah yang melimpah menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini. Saat ini, Nur Alam mengungkap bahwa jumlah sapi yang dijual tersisa 50 ekor.
Pedagang sapi yang bertempat di Jalan Cemara VII, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu ini mengaku telah berkecimpung dalam bisnis jual beli sapi selama puluhan tahun di bawah bendera CV Alam Mujur.
Usaha ini berfokus pada penjualan sapi potong, sapi bibit, serta sapi lokal dengan berbagai jenis.
Jenis sapi yang ditawarkan antara lain sapi lokal, Bali, Brahman, dan Limosin. Harga sapi bervariasi, mulai dari yang termurah seharga Rp12,5 juta hingga termahal mencapai Rp70 juta.
Dia mengungkapkan, sapi terberat yang pernah dijual mencapai satu ton, sementara sapi lainnya berkisar antara 600 hingga 800 kilogram.
Nur Alam memastikan semua sapi yang dijual telah lolos uji kesehatan dan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK.
Hal ini dilakukan dengan pengawasan ketat dari dinas peternakan yang rutin mengambil sampel darah sapi untuk pemeriksaan.
Dia menegaskan, setiap sapi yang dijualnya sudah dipastikan kesehatannya melalui pemeriksaan rutin, vaksinasi lengkap, serta perawatan kebersihan kandang dan sapi yang dimandikan secara teratur.
Dia menambahkan, untuk proses transaksi dilakukan dengan sistem uang muka terlebih dahulu, kemudian sapi akan diantarkan ke tempat pembeli dan pembayaran dilunasi setelah sapi sampai di lokasi.
Layanan pengantaran gratis diberikan untuk wilayah Kota Palu. Sedangkan untuk pengantaran di luar kota dikenakan biaya sesuai dengan jarak tempuh.
Peningkatan permintaan sapi kurban ini disambut baik oleh para peternak sapi di Palu dan berharap momen Idul Adha ini dapat membantu meningkatkan perekonomiannya. RIL
Komentar