SultengTerkini.Com, PARIMO– Lagi-lagi Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) di Sulawesi Tengah meraih penghargaan terbaik lewat capaian kinerja Kabupaten/Kota tertinggi untuk cakupan Kartu Identitas Anak (KIA).
Prestasi itu diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah pada rapat Koordinasi Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2020 bertempat di Kantor Kemendagri Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Kegiatan itu digelar secara virtual itu dari 6-7 Oktober 2020 bertemakan “Peningkatan Kualitas Adminduk Menuju Satu Data Kependudukan”.
Dirjen Dukcapil Zudan Arif mengumumkan ada 10 kabupaten kota yang capaian kinerjanya untuk KIA sangat tinggi dan urutan pertama diraih oleh Kabupaten Parigi Moutong yakni 100 persen capaian kinerjanya.
Berikut daftar capaian kinerja KIA Kabupaten Kota di Indonesia yang tertinggi, Kabupaten Parigi Moutong 100 %, Kabupaten ADM Kepulauan Seribu 98.28 %, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 97.58 %, Kabupaten Cilegon 95.67 %, dan Kabupaten Kendal 95.54 %.
Sementara untuk terendah diraih Kabupaten Paniai 0 %, Kabupaten Toraja Utara 0.07 %, Kabupaten Dairi 0.07 %, Kabupaten Sumba Barat Daya 0.01 %, dan Kabupaten Sumba Barat 0.01 %.
Zudan Arif mengatakan, sesuai arahan Mendagri bahwa pelayanan dukcapil harus menjaga standar pelayanan, moralitas, dan juga mentalitas di dalam bekerja.
Dia menambahkan, rakornas dilaksanakan untuk kesamaan frekuensi, kesamaan organisasi kependudukan dengan tujuan yaitu membahagiakan masyarakat melalui pelayanan administrasi kependudukan dengan 24 output layanan berupa kartu keluarga, kartu identitas anak dan KTP elektronik. Ditambah enam akta, 14 surat keterangan dan satu biodata plus data kependudukan.
“Jadi apa yang ada dalam undang-undang administrasi kependudukan bisa direnungkan kemudian didorong menjadi implementasi kebijakan pelayanan administrasi kependudukan yang nembahagiakan masyarakatnya,” ucapnya.
Dia mengingatkan, manajemen kerja harus diwadahi dalam strategi yang mudah diingat dan budaya kerja dukcapil, yang selalu ia sebut “Dukcapil BISA” (B = Berkarya. I = Inisiatif S = Sabar A= Adaptif dan Amanah).
“Tolong hindari korupsi dan bentuk lain termasuk percaloan,” katanya mengingatkan.
Dia menambahkan, strategi untuk mencapai kinerja daerah terbaik kuncinya adalah harus disiplin dengan target dan harus rajin.
Menurutnya, kalau hanya cerdas saja tidak cukup. Dia mengibaratkan sebuah pisau yang sangat tajam, tetapi hanya dipakai sekali tidak pernah diasah, maka lama kelamaan akan tumpul, dikalahkan oleh pisau yang tidak tajam, tetapi diasah setiap hari.
“Saya minta teman-teman di daerah harus rajin. Lakukan sistem jemput bola, kerjasama dengan kepala SD, SMP, SMA dan TK/PAUD, sehingga antara kartu identitas anak dengan akta kelahiran bisa satu paket,” katanya.
Perekaman menurutnya bisa kerjasama dengan SMU dan perguruan tinggi, tetapi tetap dengan protokol kesehatan.
“KIA dan akte kelahiran bisa kerjasama dengan pendidikan. Jangan lupa DAK, karena DAK sudah tersedia jangan sampai uangnya tidak terserap. Kemudian TTE dan kertas putih jangan lupa dilaksanakan dengan baik, sehingga seluruh dukcapil di Indonesia pelayanannya dengan standar yang sama,” katanya. CAL