2024, Anggaran Program Padat Karya di Palu Naik Jadi Rp42 Miliar

-Utama-
oleh

PALU– Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid secara resmi membuka Seminar Hasil Kajian Peningkatan Kinerja Program Partisipatif Padat Karya Tahun 2023, pada Selasa (24/10) di Ruang Rapat Bantaya Kantor Walikota.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palu tersebut dalam rangka menyukseskan misi Pemerintah Kota (Pemkot) Palu yakni Membangun Perekonomian yang Mandiri dan Siap Bersaing dalam Perkembangan Ekonomi Regional dan Global.

Dalam sambutannya, Walikota Hadianto menyebut bahwa program padat karya adalah program yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menekan tingkat kemiskinan.

“Oleh karenanya, masyarakat yang ekonominya lemah, diberdayakan oleh pemerintah melalui program padat karya,” katanya.

Menurut dia, seminar hasil kajian kali ini sebagai upaya mengevaluasi, sejauh apa pencapaian hasil padat karya yang sudah berjalan mulai dari tahun 2010 lalu.

Mengingat, program padat karya ini hadir saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat, dan berkembang dengan skema dari wilayah masing-masing.

Untuk tahun ini, kata walikota, anggaran yang dikeluarkan oleh Pemkot Palu cukup besar, sekitar Rp32 miliar.

Bahkan tahun 2024 mendatang, anggaran tersebut rencananya ditingkatkan menjadi sekitar Rp42 miliar dengan gaji masing-masing anggota padat karya sebesar Rp1 juta.

“Program ini untuk membantu masyarakat mengatasi kehidupannya, melalui pemberdayaan masyarakat. Program Padat Karya merupakan program penurunan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap walikota.

Walikota menyatakan, efektif atau tidaknya Program Padat Karya tersebut, tergantung dari pemerintah yang mengelolanya.

Oleh karena itu, yang harus dikaji, apakah Pemerintah Kota Palu sudah tepat mengelola Program Padat Karya ini.

Walikota mengungkapkan, yang jadi kekurangan pemerintah saat ini adalah, rasa memiliki pemerintah terhadap anggaran itu kurang.

“Tahunya yang penting anggaran keluar dan program berjalan. Tapi pencapaian atau outcame yang dihasilkan dari program itu, tidak pernah terevaluasi dengan baik,” ungkap walikota.

Oleh karena itu, walikota mengharapkan melalui seminar hasil kajian kali ini, Program Padat Karya dikaji dengan sebaik-baiknya, sehingga menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang mengoptimalkan kinerja.

Saat ini, kata walikota, lokasi kerja padat karya diatur. Dimana masing-masing anggota padat karya bertanggungjawab per orang 200 meter.

Setiap Kamis, gotong royong sudah ditentukan berdasarkan arahan dari kelurahan. Sedangkan pada Sabtu, gotong royong ditentukan berdasarkan arahan dari kecamatan.

“Kalau dulu, terserah pengawas mau kerja dimana. Kalau tidak diatur seperti saat ini, Kota Palu tidak kelihatan bersih seperti sekarang,” kata walikota. */HNY

Komentar