Pemkab Morut dan Polres Morowali Siaga Bencana

GELAR pasukan penanggulangan bencana di Desa Korowou, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Rabu (15/3/2017) yang dihadiri unsur Pemkab Morut dan Polres Morowali. FOTO: JORS

SultengTerkini.Com, MORUT– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara bersama Kepolisian Resor Morowali menyatakan siap siaga dalam menghadapi bencana alam yang terjadi di wilayahnya.
Kesiagaan ini ditandai dengan pelaksanaan gelar pasukan penanggulangan bencana di wilayah hukum Polres Morowali, di Desa Korowou, Kecamatan Lembo, Rabu (15/3/2017) yang dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Morowali Utara, Roy Tobigo, Sekretaris BPBD Hengky S Padang, Kasat Pol PP Viktor Tamehi, Sekretaris Dinas Sosial Tuagmen Lameanda beserta staf dan  perwakilan Pemkab Morowali.
Dalam mendukung penanggulangan bencana di daerah itu, seluruh unsur tripika diharuskan menyiapkan sarana pendukung dalam memberikan pelayanan dan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana.
Seperti halnya Polres Morowali yang telah menyiapkan sejumlah peralatan khusus dan juga kendaraan demi menunjang kelancaran penanganan dilapangan.
Kapolres Morowali, AKBP Edward Indharmawan Eka Chandra sebagai irup mengatakan, negara dan daerahnya pada khususnya merupakan salah satu yang berada di wilayah rawan bencana disebabkan oleh alam, maupun ulah manusia, dimana setiap tahun bencana itu terus meningkat.
Oleh karenanya diperlukan upaya penanggulangan secara konfrehensif, multi sektoral, terpadu melibatkan seluruh elemen baik TNI, Polri dan pemerintah daerah serta seluruh masyarakat.
“Maka upaya penanggulangan bencana tidak dapat diselesaikan secara persial atau ego sektoral,” ujarnya.
Maka dari itu kata Edward, perlu ditingkatkan koordinasi lintas sektoral dalam upaya penanggulangan bencana, sehingga dengan penanggulangan bencana yang terpadu teritengrasi dan terencana dengan baik diharapkan mampu mengindetifikasi, menganalisis dan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko bencana.
Dia menambahkan kedepan, tantangan tugas penanggulangan bencana harus meningkatkan kemampuan lintas sektoral maupun kemampuan peralatan dengan mengoptimalkan kemammpuan anggaran yang ada.
Sekadar diketahui, saat ini tujuh desa wilayah Kecamatan Petasia Barat sedang dilanda bencana alam berupa banjir.
Ratusan rumah penduduk, jalan desa dan lahan pertanian warga tergenang air.
Akibatnya ribuan masyarakat harus mencari lokasi ketinggian untuk mengamankan diri.
Tinggi air antara 25 sentimeter hingga 1 meter. Aktivitas ekonomi warga lumpuh total, lalu lintas warga hanya dapat dilakukan menggunakan perahu katinting. JRS

Komentar