Bumi Sorowako Sehat, Petani Makmur

-Utama-
oleh

SEJAK kehadirannya di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), terbukti telah memberi nilai kemakmuran yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar. Capaian tersebut wujud nyata dari keteguhan PT Vale menjalankan misi mengubah sumber daya alam menjadi sumber kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan.

OLEH: M RAIN DALING *)

Selama 53 tahun menjalankan kegiatan penambangan dan pengolahan nikel secara terintegrasi di Sorowako, PT Vale menerapkan beragam standar global dan berkomitmen penuh pada praktik pertambangan berkelanjutan.

Hal tersebut selaras dengan agenda PBB, tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), melalui praktik tambang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial.

Salah satu aktivitas yang membanggakan dan berkelanjutan hingga kini, adalah Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) kepada petani di wilayah pemberdayaan di Blok Sorowako.

Sejak enam tahun lalu, tepatnya 2015, para petani diberi pelatihan dan pendampingan budi daya padi ramah lingkungan dengan System of Rice Intensification (SRI) Organik.

“Program PSRLB ini mengubah petani dalam cara budi daya padi yang awalnya secara konvensional, beralih menggunakan metode SRI organik,” kata Senior Koordinator Program Sosial PT Vale, Laode Muhammad Ichman, Rabu (24/11/2021).

Dia pun bercerita awal mula memperkenalkan metode SRI kepada para petani binaan. Kala itu, budidaya padi dengan cara konvensional yang dilakukan petani sangat bertolak belakang dengan metode tanam SRI organik.

Sehingga kata Ichman, pada awal penerapan metode SRI organik, transfer ilmu sangat dibutuhkan petani dari tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman.

Vale pun menggandeng Yayasan Aliksa Organik SRI sebagai fasilitator dan pendamping program PSRLB, khusus memberikan pelatihan metode SRI organik kepada petani.

“Mereka itulah yang kemudian menjadi pendamping untuk transfer ilmu metode SRI organik kepada petani, terutama menyangkut beberapa prinsip budidaya yang sangat berbeda dengan cara konvensional dan mungkin bertolak belakang,” ucapnya.

Pada 2015, sebanyak 36 petani dari Kelompok Tani (KT) Harapan Mulya, Desa Libukan Mandiri menjadi pelopor. Mereka menjadi petani pertama yang mengikuti pelatihan metode SRI organik.

Usai menerima pelatihan, para petani pelopor SRI organik melakukan tanam perdana pada awal Agustus 2015, dan kemudian panen perdana di Desember atau akhir 2015.

Dengan pola tanam SRI organik, sangat membantu petani menghemat penggunaan seperti benih, air, pupuk kimia dan pestisida kimia.

“Pola tanam SRI organik tanpa pupuk dan pestisida kimia,” ucap Ichwan.

Dengan metode SRI organik, petani mampu menghasilkan produksi yang lebih banyak, dan paling penting sangat ramah lingkungan serta menyehatkan.

Prinsip metode SRI organik antara lain, pengolahan tanah sehat dengan menggunakan bahan organik, benih sehat dan bermutu melalui uji benih, bibit ditanam berumur muda, tunggal, dangkal, dan horizontal.

Selain itu, transplantasi dilakukan cepat (kurang dari 15 menit) dengan jarak tanam lebar, penyiangan dilakukan empat kali, penggunaan mikroorganisme lokal (MOL) minimal empat kali, kondisi tanah lembap atau basah tidak digenang.

Kemudian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan dengan pengendalian hama terpadu (PHT) untuk menghindari penggunaan pestisida sintetis.

Saat itu ucap Ichman, penerapan metode SRI organik kepada petani tidak hanya sekadar pelatihan, pendampingan dan monitoring evaluasi, Vale juga memberikan bantuan pendukung lainnya.

Vale memberikan bantuan berupa mesin pencacah kompos (chopper), mesin penyiangan, mesin panen (combine) sebanyak tiga unit, pembangunan lantai jemur, satu unit oven gabah dan satu bangunan gudang.

PANEN raya padi SRI Organik. FOTO: DOK PT VALE

MENYEHATKAN, PETANI SEJAHTERA

Seperti namanya, PSRLB memiliki tujuan jangka panjang, yaitu tidak hanya mengedukasi petani untuk melakukan budidaya pertanian yang aman dan ramah lingkungan, tapi juga mampu berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga petani.

Metode SRI organik, salah satu wujud komitmen Vale dalam menerapkan strategi keberlanjutan, menjalankan pola pemberdayaan masyarakat yang ramah lingkungan, menyehatkan dan memandirikan masyarakat tani.

Dengan metode tersebut, petani menghasilkan produksi padi yang lebih banyak dan beras organik sehat.

Keunggulan SRI organik, yakni tanaman hemat air. Selama pertumbuhan, mulai tanam hingga panen cukup diberikan air maksimal 2 sentimenter. Paling baik memacak sekira 5 milimeter.

Para petani binaan bersyukur mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimana bertani SRI organik yang berdampak pada peningkatan produksi.

“Saya menanam padi dengan SRI organik sejak 2016, setelah ada pelatihan dari PT Vale dan Aliksa tentang SRI organik,” ucap seorang petani SRI Organik, Yuli Sumule, mengawali ceritanya, Kamis (25/11/2021).

Awal mula beralih ke budidaya SRI organik, Yuli mengaku sempat kesulitan. Jika cara tanam sebelumnya bisa langsung menanam karena hanya mengandalkan pupuk kimia dan pestisida sintetis, kali ini dia harus menyiapkan dulu pupuk kompos, MOL hingga pestisida nabati.

“Awalnya susah, repot pengelolaannya,” ucap Yuli, warga Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur.

Bahkan saat memulai bertani SRI organik, Yuli sempat diejek sesama petani hanya karena soal penanaman. Bila sebelumnya harus banyak yang ditanam, sekarang cukup sebatang.

“Diejek karena menanam satu biji dan dengan bibit sedikit. Seperti tidak masuk akal,” ucap Yuli menirukan ejekan petani lain.

Belum lagi kata Yuli, pekerjaan ekstra lainnya dalam metode SRI organik, seperti harus rutin melakukan empat kali penyiangan.

Kendati awalnya susah dan diejek, Yuli tetap kukuh menerapkan cara tanam SRI organik di lahan seluas satu setengah hektare miliknya.

“Satu setengah hektare yang saat ini kami olah. Tahun sebelumnya dua hektare,” ucapnya.

Saat itu, Yuli menyakini, pola tanam ke SRI organik banyak manfaat ketimbang cara konvensional. Terutama kata dia, SRI organik dapat meningkatkan produksi dan menyehatkan karena ramah lingkungan.

SRI organik juga hemat biaya. Yuli hanya butuh 5-7 kilogram benih per hektare. Lebih sedikit ketimbang konvensional yang membutuhkan benih 30-40 kilogram per hektare.

Bahkan, kata Yuli, tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, pindah bibit, dan petani bisa membuat pupuk organik sendiri.

“Manfaatnya banyak, masa panennya lebih awal, ramah lingkungan karena menggunakan pupuk organik bukan pupuk kimia, begitu juga penggunaan pestisida.  Intinya mengubah pola hidup sehat,” kata Yuli penuh keyakinan.

Kini, lima tahun berlalu, Yuli telah merasakan manfaatnya. Sejak menggunakan metode SRI organik, masa panen meningkat menjadi dua kali setahun, dengan sekali panen mampu memproduksi beras sehat sekira 2 ton.

“Tiap tahunnya dua kali panen, dengan hasil produksi rata-rata dua ton, hampir dua kali lipat lebih banyak daripada padi konvensional,” ucapnya.

Ya, kesabaran Yuli berbuah manis. Setiap akhir musim tanam, semua jerih payahnya terbayarkan dengan meningkatnya produksi, seiring dengan peningkatan pendapatan.

Dia pun menuturkan pola tanam SRI organik sangat menyuburkan tanah, dan yang paling penting adalah ramah terhadap lingkungan. Beras organik yang diproduksi dari metode SRI organik juga sangat menyehatkan bagi manusia.

“Dari hasil panen, sebagian dijual, sebagian dimakan. Hitungannya 60 persen dijual dan 40 persen untuk dikonsumsi,” ucapnya.

Setiap panen, Yuli bisa mengantongi Rp 15-Rp 17 juta dari penjualan hasil bertanam padi menggunakan metode SRI organik.

“Biasa dapat Rp 15-Rp17 juta, tergantung dari banyaknya yang dijual karena sebagian dikonsumsi,” kata Yuli.

Sejak pertama menggunakan SRI organik, Yuli mengaku pendapatannya meningkat drastis ketimbang saat masih menggunakan cara konvensional.

“Penghasilan naik di atas konvensional. Yang dulu konvensional harga beras hanya Rp 9 ribu per kilo, sedangkan beras organik Rp 17-18 ribu per kilo,” ucapnya.

“Kalau konvensional paling tinggi ya rata-rata Rp 6-7 juta setiap panen, itupun kadang hanya sekali panen dalam setahun,” ucapnya lirih.

Dengan penghasilan sebagai petani organik, Yuli mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga lulus perguruan tinggi swasta dan negeri.

“Sudah dua anak yang berhasil selesai kuliah dengan hasil padi organik. Satu di UVRI dan satu lagi lulus di UNEM,” ucapnya bangga.

Berkat SRI organik, Yuli, mampu meningkatkan taraf perekonomian keluarga dan menjelma sebagai petani mandiri.

MATANO Rice, beras organik hasil budi daya petani binaan PT Vale pada wilayah pemberdayaan di Blok Sorowako. FOTO: DOK PT VALE

TERIMA KASIH PT VALE

Selama puluhan tahun, petani yang terbiasa menggunakan pola konvensional dengan penggunaan bahan kimia secara masif mulai beralih ke pertanian ramah lingkungan, yakni SRI Organik.

Sebagai satu dari ratusan petani organik di Luwu Timur, Yuli dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada PT Vale.

Dia mengungkapkan, PT Vale telah banyak membantu para petani organik, diantaranya pemberian bantuan mesin mesin pencacah kompos (chopper), alat gasrok gulma padi.

Selain itu, Vale telah membantu mempromosikan beras organik produk petani sehingga dikenal masyarakat luas.

“Terima kasih PT Vale untuk dukungan dan bantuannya kepada petani,” ucap Yuli.

Meski telah mampu mandiri, Yuli tetap mendapat pendampingan selama berorganik dari Yayasan Aliksa Organik SRI sebagai mitra PT Vale.

“Sekali lagi terima kasih PT Vale dan Aliksa yang telah mengubah pola hidup sehat berkelanjutan ramah lingkungan,” ucap Yuli.

Sejak dilucurkan pada 2015, SRI organik telah dipraktikkan oleh 196 petani dengan lahan garapannya seluas 83,9 hektare di sembilan kecamatan se Luwu Timur.

Head of Communications PT Vale, Bayu Aji mengatakan, metode SRI organik yang dimulai sejak 2015 telah memberi banyak manfaat, selain ekonomis, juga menjaga ekologi agar terus lestari.

SRI organik memproduksi padi organik yang mengandalkan bahan alami, tanpa kimiawi, mulai dari proses tanam hingga panen.

Selain itu, dari hasil uji laboratorium menunjukkan produk beras SRI organik tidak menyisakan residu kimia, sehingga aman dikonsumsi oleh tubuh.

Petani binaan PT Vale pun menghasilkan beras berlabel “Matano Rice” yang telah tersertifikasi organik berskala nasional Lembaga Sertifikasi Pangan Organik, INOFICE.

Bayu mengatakan, inisiatif SRI organik melalui Program Pertanian Ramah Sehat Lingkungan Berkelanjutan (PRSLB), yang merupakan dari program sosial PT Vale atau yang lebih dikenal dengan Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat (PTPM).

“Inilah salah satu wujud komitmen PT Vale yang senantiasa memperhatikan kaidah pertambangan yang baik, sesuai regulasi pemerintah serta mendukung SDGs melalui praktik penambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan terhadap lingkungan dan masyarakat,” jelas Bayu Aji. ***

*) Penulis adalah Wakil Pemimpin Redaksi sultengterkini.id. Tulisan ini diikutsertakan dalam Vale Journalist Writing & Photo Competition 2021, Tema: Pertambangan Berkelanjutan

Komentar