PALU– Dalam rangka mengenalkan konsep ekonomi santri, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Workshop Pemberdayaan UMKM Pondok Pesantren di Perkebunan Kelapa Sawit di sebuah hotel Jalan Malonda, Kota Palu, Rabu (11/10/2023).
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng, Novalina itu dihadiri Staf Khusus Wakil Presiden RI Muhammad Imam Aziz dan Sekjen Apkasindo Rino Afrino serta diikuti para petani sawit, santri Alkhairaat dan mitra kerja.
Sekprov Novalina yang membaca sambutan Gubernur Rusdy Mastura mengapresiasi dan berterima kasih atas pelaksanaan workshop sebagai media menimba ilmu yang interaktif.
Menurut sekprov, perpaduan berusaha antara pesantren dan petani sawit terbilang baru di Sulteng, namun jika konsep ini diseriusi, maka dia yakin dapat mendatangkan keuntungan besar bagi kedua pihak atau simbiosis mutualisme.
“Mudah-mudahan teman-teman pondok pesantren dapat mengambil peluang dari kelapa sawit,” harapnya.
Adapun peluang usaha yang teridentifikasi sekprov dari diskusinya seperti skincare berbahan kelapa sawit, bahan pangan, alat rumah tangga, biodiesel dan lainnya.
“Usaha sawit ini sangat menjanjikan dan saya bersyukur dapat hadir di pertemuan karena mendapatkan informasi yang jelas tentang usaha sawit,” ujar Sekprov Novalina tentang prospek usaha sawit.
Begitu pula dengan Stafsus Wapres, Muhammad Imam Aziz yang berpandangan bahwa usaha sawit dapat menjadi solusi pengentasan kemiskinan.
“Semoga bermanfaat untuk kesejahteraan santri, pesantren dan akhirnya melebar ke masyarakat,” paparnya.
Sementara Ketua DPW Apkasindo Sulteng, Siswanto menyampaikan, Sulteng menjadi provinsi dengan kebun sawit terluas di pulau Sulawesi.
Hal ini lanjutnya mempengaruhi produktivitas panen sawit Sulteng sehingga jadi yang terbesar diantara provinsi-provinsi lain di pulau Sulawesi.
Olehnya agar kebijakan pemerintah senantiasa berpihak ke petani sawit maka dia mengisyaratkan pentingnya Apkasindo sebagai wadah advokasi yang memberdayakan dan memperjuangkan hak-hak petani sawit.
“Petani sawit harus berorganisasi untuk mengawal kebijakan pemerintah supaya kita mendapat keadilan,” imbuhnya agar petani tidak ragu bergabung dalam Apkasindo.
Senada dengan itu, Sekjen Apkasindo, Rino Afrino berterima kasih dan mengapresiasi Pemerintah Sulteng yang telah memiliki pergub spesifik tentang pedoman penetapan harga beli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.
Selanjutnya dia berharap pergub ini dapat diperbaharui dengan menjadikan pergub serupa dari Pemerintah Riau sebagai pembanding.
“Semoga petani Sulteng semakin sejahtera,” harapnya. HAL
Komentar